SIAPA SIDHARTA GAUTAMA ITU ?

Bapak Ibu, berbicara masalah agama Budha tidak bisa lepas dari tokoh sentralnya yaitu Sidharta Gautama. Tokoh yang kita kenal dalam sejarah sebagai pendiri dan penyebar agama budha ini adalah seorang putra raja yang bernama Sudhodana dari dinasty atau keluarga Sakya. Ibunya bernama Putri Maya. Pangeran Sidharta Gautama dilahirkan ditaman Lumbini dekat kota Kapilawatu dinegeri India pada tahun 563 SM.

Ketika masih dalam kandungan Pangeran Sidharta diramal kelak kalau lahir akan menjadi orang terkenal, menjadi penguasa dunia, dan penguasa dunia menurut ramalan tersebut ada dua macam, yakni bisa menjadi seorang raja atau sebagai Budha atau pendeta. Mengetahui isi ramalan yang demikian ini raja Sudhodana khawatir dan berharap kelak Sidharta kecil bisa meneruskan tahtanya menjadi raja yang besar.

Maka sejak saat itu diupayakan Pangeran Sidharta hidupnya disenangkan oleh orang tuanya, hidup dengan penuh kemewahan. Meskipun diasuh oleh inangnya namun ia tidak pernah diberi kesempatan untuk menengok dunia luar. raja Sudhodana berusaha menanamkan dalam benak putranya bahwa hidup itu adalah suatu kenikmatan.

Namun ketika Pangeran Sidharta Gautama dewasa dan telah memiliki istri dan anak maka ia mulai merasa bosan dengan segala kemewahan dan kenikmatan dunia ini.  Ia mulai merenungkan segala peristiwa yang dilihat dan didengarnya.

Ada empat peristiwa yang sangat menarik hatinya, ketika ia melihat :

1. Orang tua
2. Orang sakit
3. Orang mati dan menjadi mayat
4. dan seorang pendeta

Dalam merenungkan keempat peristiwa itu ia melihat bahwa dalam kehidupan ini tua, sakit dan mati adalah tiga perkara yang tidak bisa dihindari oleh manusia. Semua manusia akan mengalami tua, sakit kemudian mati dan menjadi mayat. Hal yang demikian ini menurut Sidharta merupakan penderitaan bagi manusia. Akhirnya hasil perenungan itu Sidharta mengambil kesimpulan bahwa jalan yang terbaik untuk menempuh kehidupan ini adalah menjadi pendeta. Karena dengan hati yang suci bersih pendeta akan mampu mengatasi segala penderitaan di dunia.

Akhirnya Pangeran Sidharta Gautama memutuskan untuk meninggalkan istri, anaknya serta istana yang penuh kemewahan dunia. Ia mengembara dari satu tempat ketempat yang lain sebagai pendeta hanya berbekal selembar baju kuning, tongkat dan sebuah mangkuk. Ia hidup mengembara mencari ilmu sejati tentang makna hidup. Selama enam tahun ia mengembara dengan mendatangi berbagai guru atau pendeta. Bermacam ilmu telah ia pelajari, berbagai macam kehidupan telah ia alami, namum ia belum juga merasa puas dan merasa belum menemukan apa yang ia cari. 

Pada suatu saat Sidharta Gautama tiba didesa Gaya disini kemudian bersemedhi atau bertapa dibawah pohon yang kemudian disebut pohon bodhi. Ditengah malam pada saat duduk bersemedhi itulah pangeran Sidharta memperoleh apa yang selama ini diinginkan. Ia mendapat wahyu atau bodhi. Pada malam itu ia menemukan jawaban yang sebenarnya. Apa yang menjadi penyebab penderitaan dan bagaimana cara mengatasinya.

Didorong rasa iba dan sayang terhadap manusia yang masih banyak hidup didalam kegelapan maka mulai saat itu Sidharta Gautama memutuskan untuk menyebarkan ajarannya yang dikenal dengan "empat kebenaran utama". Wejangan atau khutbah pertama yang diberikan adalah ditaman rusa disebuah desa yang disebut Sarnath. Desa ini terletak di dekat kota Benares India. Kepada pengikut pengikutnya beliau mengatakan :

• Hidup itu hakekatnya adalah penderitaan atau samsara
• Penderitaan itu timbul disebabkan karena adanya hasrat atau keinginan
• Penderitaan itu bisa dihilangkan dengan cara menindas hasrat atau keinginan tersebut
• Hasrat hidup itu bisa ditindas dengan delapan jalan yang disebut Astavidha.

Astavdha itu adalah :

1. Pandangan yang benar
2. Niat atau sikap yang benar
3. Berbicara atau berkata yang banar
4. Tingkah laku yang benar
5. Mata pencaharian yang benar
6. Usaha atau daya upaya yang benar
7. Perhatian yang benar
8. Semedhi yang benar