Kamis, 22 November 2012

MENDEKATI TAWADLU MENJAUHI TAKABUR


Bapak Ibu yang dimuliakan Allah, marilah bersama sama kita senantiasa bersyukur kepada Allah yang telah melimpahkan nikmat kepada kita diantaranya nikmat yang berupa iman dan Islam serta umur panjang. Marilah kita syukuri nikmat nikmat tersebut dengan meningkatkan iman dan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan menjalankan perintah perintah Nya dan menjauhi semua larangan Nya, termasuk berusaha belajar untuk berprilaku tawadlu’ dan menjauhi sifat sombong.

Bapak Ibu yang dimuliakan Allah, apa yang dimaksud tawadlu’ itu ? dan bagaimana ciri cirinya orang yang berprilaku tawadlu’ itu ?. Tawadlu’ itu bukanlah rendah diri atau minder tetapi tawadlu’ itu merupakan salah satu akhlaq mulia dari Rasulullah yaitu sifat rendah hati, sifat tidak suka menonjol. Allah berjanji : “ Barang siapa yang suka berprilau tawadlu’ karena Allah maka Allah akan mengangkat derajatnya”.  Jadi tawadlu’ itu merupakan sarana bagi kita untuk selalu dekat kepada Allah, sarana untuk mencintai dan dicintai Allah dan kalau kita mau mengamalkan prilaku tawadlu’ dalam kehidupan kita sehari hari insya Allah kita akan selamat terbebas dari dosa dan akan mendapat kebahagiaan didunia dan kebahagiaan di akhirat.

Apa ciri cirinya orang yang tawadlu’ itu ? Ciri cirinya antara lain :
~  Tidak sombong, karena tidak sombong insya Allah banyak  temannya, dimana saja ia disenangi banyak orang. Dalam pergaulan sehari hari ia tidak pernah membanggakan apa yang ada di dzohirnya maupun di bathinnya.
~ Tidak suka menonjolkan diri, tidak ingin terkenal, karena tidak suka menonjolkan diri maka orang yang tawadlu’ itu jauh dari fitnah.  Jadi orang terkenal itu tidak selalu enak, buktinya sering kita saksikan di TV para artis mereka sering dijadikan bahan fitnah atau gossip. Imam Ibnu Athoillah dalam kitab Al Hikam berpesan dalam hal tawadlu’ : “ Pendamlah wujudmu dalam bumi khumul “, artinya jangan menonjol nonjolkan diri, tetapi benamkanlah dirimu dalam ketidak terkenalan.
~ Hati hati menjaga  lesannya, Orang yang tawadlu’ itu dalam berbicara sangat hati hati karena kuatir kalau kalau sampai menyakiti hati orang lain. Jadi untungnya jadi orang tawadlu’ itu tidak punya musuh.
~ Tidak mengharap pujian orang lain, apa saja yang dikerjakan oleh orang yang tawadlu’ didalam pergaulan sehari hari senantiasa dilandasi dengan sifat tulus ikhlas dan tidak pernah mengharap pujian orang lain, itulah sebabnya orang yang tawadlu’ itu hatinya tenang tentram tidak pernah gelisah.

Jujur saja mari kita tanyakan kedalam hati nurani kita adakah tanda tanda yang disebutkan diatas tadi telah menempel pada diri kita, sekiranya belum, marilah kita tetapkan mulai sekarang untuk belajar mengamalkan akhlaq mulia tersebut. Mudah mudahan Allah berkenan membimbing kita, Amin.

Kebalikannya sifat tawadlu’ adalah takabur  alias sombong atau tinggi hati. Sifat sombong ini adalah salah satu  sifat tidak terpuji. Dan sifat ini dibenci oleh Allah. Oleh sebab itu janganlah sifat ini kita pelihara. Rasulullah pernah mengingatkan :  Barang siapa yang didalam hatinya ada sifat takabur atau sombong biarpun itu sebesar zaroh, maka tiada hak baginya masuk surga ” .

Bapak Ibu mengapa sifat takabur ini menjadi tabir atau penghalang bagi seseorang yang memilikinya dengan surga ? Sebab tidak lain karena sifat takabur merupakan batas pemisah antara seorang muslim dengan muslim yang lainnya, antara yang berakhlak mulia dengan yang berakhlak tercela. Tawadlu’ merupakan pintunya  surga, sedangkan takabur itu yang menyebabkan terbukanya  pintu neraka.

Orang yang melihara sifat takabur adalah orang yang merugi. Rasulullah menjelaskan ada dua macam sifat yang merupakan himpunan dari sifat takabur yaitu : “ Takabur itu menolak kebenaran dan menghinakan makhluk “. Dalam hadits diatas disebutkan dua macam sifat yang menjadi dasar kesombongan yaitu menolak atau enggan menerima kebenaran, sedang yang kedua menganggap hina, rendah dan kecil kepada orang lain.

Jadi jelaslah orang yang merasa lebih tinggi, lebih hebat, lebih mulia, pasti tidak mau menerima kebenaran atau nasehat orang lain dan sudah pasti pula suka meremehkan atau menghinakan orang lain. Orang semacam ini adalah orang yang sedang menderita penyakit hati yaitu takabur. Dan Allah sangat benci dengan orang yang sombong.

Tidak ada seorang manusiapun yang pantas mengenakan jubah kebesaran atau kemuliaan Allah. Orang yang  berprilaku sombong diibaratkan seperti orang yang mengambil tanpa ijin selendang dan sarungnya Allah dan balasannya orang yang sombong tidak lain adalah neraka jahanam.

Didalam hadiats Qudzi Allah berfirman : “ Kesombongan itu adalah selendang Ku dan kebesaran adalah sarung Ku, maka barang siapa mengambil  salah satu dari keduanya kelak pasti akan Ku lemparkan ia ke dalam jahanam dan tidak akan Ku perdulikan lagi “.

Bapak Ibu yang dimuliakan Allah, kita mesti hati hati dan mohon pertolongan Allah, mudah mudahan kita dipelihara dari hal hal yang menyebabkan kita menjadi takabur. Karena menurut Imam Al Ghozali ada  tujuh perkara yang menyebabkan orang itu menjadi  takabur yaitu :

1.       Ilmu pengetahuannya
2.       Amal dan ibadahnya
3.       Keturunan atau nasabnya
4.       Kegantengan dan kecantikannya
5.       Harta kekayaannya
6.       Kekuatan dan ketangkasan tubuhnya
7.       Banyaknya pengikut atau anak buahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar