Bapak Ibu yang dimuliakan Allah, marilah bersama sama kita senantiasa bersyukur kepada Allah yang telah melimpahkan nikmat kepada kita diantaranya nikmat yang berupa iman dan Islam serta umur panjang. Marilah kita syukuri nikmat nikmat tersebut dengan meningkatkan iman dan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan menjalankan perintah perintah Nya dan menjauhi semua larangan Nya, termasuk berusaha belajar untuk berprilaku tawadlu’ dan menjauhi sifat sombong.
Bapak Ibu yang dimuliakan
Allah, apa yang dimaksud tawadlu’ itu ?
dan bagaimana ciri cirinya orang yang
berprilaku tawadlu’ itu ?. Tawadlu’ itu bukanlah rendah diri atau minder
tetapi tawadlu’ itu merupakan salah satu akhlaq mulia dari Rasulullah yaitu
sifat rendah hati, sifat tidak suka menonjol. Allah berjanji : “ Barang siapa yang suka berprilau tawadlu’
karena Allah maka Allah akan mengangkat derajatnya”. Jadi tawadlu’ itu merupakan sarana bagi kita
untuk selalu dekat kepada Allah, sarana untuk mencintai dan dicintai Allah dan
kalau kita mau mengamalkan prilaku tawadlu’ dalam kehidupan kita sehari hari
insya Allah kita akan selamat terbebas dari dosa dan akan mendapat kebahagiaan
didunia dan kebahagiaan di akhirat.
Apa ciri cirinya orang yang
tawadlu’ itu ? Ciri cirinya antara lain :
~
Tidak sombong, karena tidak sombong insya Allah banyak temannya, dimana saja ia disenangi banyak
orang. Dalam pergaulan sehari hari ia tidak pernah membanggakan apa yang ada di
dzohirnya maupun di bathinnya.
~ Tidak suka menonjolkan diri,
tidak ingin terkenal, karena tidak suka menonjolkan diri maka orang
yang tawadlu’ itu jauh dari fitnah. Jadi
orang terkenal itu tidak selalu enak, buktinya sering kita saksikan di TV para
artis mereka sering dijadikan bahan fitnah atau gossip. Imam Ibnu Athoillah
dalam kitab Al Hikam berpesan dalam hal tawadlu’ : “ Pendamlah wujudmu dalam bumi khumul “, artinya jangan menonjol
nonjolkan diri, tetapi benamkanlah dirimu dalam ketidak terkenalan.
~ Hati hati menjaga lesannya, Orang yang tawadlu’ itu
dalam berbicara sangat hati hati karena kuatir kalau kalau sampai menyakiti
hati orang lain. Jadi untungnya jadi orang tawadlu’ itu tidak punya musuh.
~ Tidak mengharap pujian orang
lain, apa saja yang dikerjakan oleh orang yang tawadlu’ didalam
pergaulan sehari hari senantiasa dilandasi dengan sifat tulus ikhlas dan tidak
pernah mengharap pujian orang lain, itulah sebabnya orang yang tawadlu’ itu
hatinya tenang tentram tidak pernah gelisah.
Jujur saja mari kita tanyakan
kedalam hati nurani kita adakah tanda tanda yang disebutkan diatas tadi telah
menempel pada diri kita, sekiranya belum, marilah kita tetapkan mulai sekarang
untuk belajar mengamalkan akhlaq mulia tersebut. Mudah mudahan Allah berkenan
membimbing kita, Amin.
Kebalikannya sifat tawadlu’ adalah
takabur alias sombong atau tinggi hati.
Sifat sombong ini adalah salah satu
sifat tidak terpuji. Dan sifat ini dibenci oleh Allah. Oleh sebab itu
janganlah sifat ini kita pelihara. Rasulullah pernah mengingatkan : “ Barang
siapa yang didalam hatinya ada sifat takabur atau sombong biarpun itu sebesar
zaroh, maka tiada hak baginya masuk surga ” .
Bapak Ibu mengapa sifat
takabur ini menjadi tabir atau penghalang bagi seseorang yang memilikinya
dengan surga ? Sebab tidak lain karena sifat takabur merupakan batas pemisah
antara seorang muslim dengan muslim yang lainnya, antara yang berakhlak mulia
dengan yang berakhlak tercela. Tawadlu’ merupakan pintunya surga, sedangkan takabur itu yang menyebabkan terbukanya
pintu neraka.
Orang yang melihara sifat
takabur adalah orang yang merugi. Rasulullah menjelaskan ada dua macam sifat
yang merupakan himpunan dari sifat takabur yaitu : “ Takabur itu menolak kebenaran dan menghinakan makhluk “. Dalam
hadits diatas disebutkan dua macam sifat yang menjadi dasar kesombongan yaitu
menolak atau enggan menerima kebenaran, sedang yang kedua menganggap hina,
rendah dan kecil kepada orang lain.
Jadi jelaslah orang yang
merasa lebih tinggi, lebih hebat, lebih mulia, pasti tidak mau menerima
kebenaran atau nasehat orang lain dan sudah pasti pula suka meremehkan atau
menghinakan orang lain. Orang semacam ini adalah orang yang sedang menderita
penyakit hati yaitu takabur. Dan Allah sangat benci dengan orang yang sombong.
Tidak ada seorang manusiapun
yang pantas mengenakan jubah kebesaran atau kemuliaan Allah. Orang yang berprilaku sombong diibaratkan seperti orang
yang mengambil tanpa ijin selendang dan sarungnya Allah dan balasannya orang
yang sombong tidak lain adalah neraka jahanam.
Didalam hadiats Qudzi Allah
berfirman : “ Kesombongan itu adalah
selendang Ku dan kebesaran adalah sarung Ku, maka barang siapa mengambil salah satu dari keduanya kelak pasti akan Ku
lemparkan ia ke dalam jahanam dan tidak akan Ku perdulikan lagi “.
Bapak Ibu yang dimuliakan
Allah, kita mesti hati hati dan mohon pertolongan Allah, mudah mudahan kita
dipelihara dari hal hal yang menyebabkan kita menjadi takabur. Karena menurut
Imam Al Ghozali ada tujuh perkara yang
menyebabkan orang itu menjadi takabur yaitu
:
1. Ilmu
pengetahuannya
2. Amal
dan ibadahnya
3. Keturunan
atau nasabnya
4. Kegantengan
dan kecantikannya
5. Harta
kekayaannya
6. Kekuatan
dan ketangkasan tubuhnya
7. Banyaknya
pengikut atau anak buahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar