Bapak Ibu yang dimuliakan Allah, alhamdulilah pada pagi hari ini kita
masih diberi kesempatan oleh Allah untuk menjalankan ibadah sholat subuh
berjamaah, sekaligus bertolabul ilmi dengan mendengarkan kuliah subuh, mudah mudahan
sedikit ilmu yang kita sharing bersama dipagi
ini bisa kita amalkan semoga pula menjadi
penyebab diterimanya semua amalan ibadah kita baik yang berupa puasa, sholat maupun sodakoh kita, Amin.
Bapak Ibu yang dirahmati Allah, dalam setiap menyampaikan perintah ibadah
Allah senantiasa menyelipkan pesan moral yang menjadi subtansi pokok dari
perintah ibadah tersebut, Begitu juga
dengan puasa ramadhan ini, apa pesan moralnya ?. Dalam QS 2:183 Allah berfirman
: “ Wahai orang orang yang beriman diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang yang
bertakwa”. Substansi pokok dari pada ibadah puasa ini tidak lain adalah agar kita menjadi orang yang bertakwa.
Bagaimana kita bisa meraih predikat orang yang bertakwa atau tatakun ? tentu saja dengan menjauhi
hal hal yang bisa menyebabkan hilangnya pahala puasa kita. Apa saja itu ? saya ambil contoh
satu saja pagi ini, hal yang menyebabkan pahala puasa kita hilang yaitu sifat iri hati dan
dengki. Rasulullah SAW bersabda : “
Sesungguhnya iri hati dan dengki itu memakan kebaikan sebagaimana api memakan
kayu bakar “. Bapak ibu ketika kita membakar kayu apa yang terjadi,
bukankah kayu itu semuanya habis menjadi abu ? Begitu juga dengan ibadah ibadah
kita kalau kita bakar setiap hari dengan sifat iri hati dan dengki niscaya
nilai amal ibadah kita akan hilang seperti abu pula. Oleh sebab itu janganlah
kita menjadi orang yang merugi dalam beribadah sudah beribadah susah susah
tidak mendapat apa apa, sebagaimana Rasulullah isyaratkan : “ Berapa banyak orang yang berpuasa, namun tiada
yang mereka dapat melainkan lapar dan dahaga”.
Bapak ibu yang dirahmati Allah iri hati dan dengki ini adalah salah satu
penyakit hati. Orang kalau kena penyakit hati itu aneh nggak seperti kena
penyakit phisik, kalau kena penyakit phisik itu pinginnya segera sembuh, coba
yang kena jantung kalau kambuh sesak nafasnya pinginnya menghirup oxygen biar
cepat sembuh, atau sakit gigi pinginnya segera dicabut tapi kalau kena penyakit
hati nggak pingin segera sembuh, karena memang nggak terasa sakitnya, tapi ini
nggak kalah bahayanya dengan penyakit phisik. Itulah sebabnya kita perlu
mengenali apa tanda tandanya orang yang terkena sakit iri hati dan dengki
karena siapa tahu kita telah mengindapnya sejak lama tapi nggak menyadarinya.
Apa tanda tandanya orang yang terkena penyakit iri
hati dan dengki itu ?
·
Nggak
senang melihat nikmat yang diterima orang lain.
·
Pendedam,
tidak mudah mema’afkan kesalahan orang lain.
·
Mudah
menyalahkan orang lain, enggan mengoreksi diri.
Kaitannya dengan sifat iri hati dan dengki ada sebuah riwayat yang
menceritakan antara seorang menantu perempuan dengan seorang mertua perempuan
yang hidup serumah namun tidak pernah akur selama hidupnya karena iri hati dan
dengki. (Disini ada nggak yang seperti itu ?)
Menantu perempuan ini nggak kebayang kalau bakalan hidup serumah dengan
mertuanya, namun takdir menentukan lain, suami yang ia cintai baru saja
bangkrut dari usahanya kemudian suaminya mengajak istrinya untuk tinggal di
rumah orang tuanya, (“ dik dari pada kita
tinggal disini semakin susah untuk sementara waktu bagaimana kalau kita tinggal
di rumah Ibu saja sambil menemaninya karena dia tinggal sendirian “) maka
dengan terpaksa sang istri menyetujuinya.
Namun belum lama tinggal istrinya merasa tidak
cocok dengan ibu mertuanya. Hari berganti hari, si
menantu ini sudah tidak tahan lagi dengan kelakuan ibu
mertuannya. Begini salah begitu
salah bangun kesiangan sedikit sudah diolok olok ( “ He.. pitik,wis awan iki wayahe golek pangan, gak turu thok ae ”)
Pikir menantunya ( “ Waduh cerewet betul orang ini, kalau nggak
diberi pelajaran belum kapok mertua kayak gini ini “), maka menantunya segera mengambil keputusan pergi ketoko obat untuk membeli racun buat ibu
mertuanya.
Pemilik toko obat
yang bijaksana mendengarkan cerita si
menantu ini dengan seksama. Lalu ia membuatkan ramuan obat
dan memberikan kepada si menantu. Katanya : “ Engkau tidak boleh
meracuni ibu mertua dengan racun yang terlalu keras, itu akan mencurigakan dan
membuat suamimu membenci engkau. Ramuan ini adalah racun yang akan bekerja
secara perlahan lahan tapi pasti. Setiap hari sediakan makanan enak kepada ibu
mertuamu dan taburkan ramuan ini satu hari satu tablet. Hindari adu mulut atau berkonflik, agar tidak
ada yang mencurigaimu ketika ibu mertua meninggal. Jadikan ibu mertua seperti
ratu disisa akhir masa hidupnya. Tiga bulan engkau akan terbebas dari
penderitaanmu. “ ( Beginilah
akibat sifat iri dengki)
Sang menantu pun melakukan semua yang dianjurkan
sipemilik toko obat tanpa terkecuali. Ia memperlakukan ibu mertuanya seperti
memperlakukan ibunya sendiri, penuh cinta, lemah lebut, dan cinta kasih. Tanpa
terasa menjelang tiga bulan mereka berdua tidak pernah cekcok dan sangat akrab
satu dengan yang lain. Tanpa sengaja sang menantu mengetahui ibu mertuanya selalu membanggakannya sebagai menantu terbaik kepada
handai taulan. ( “ Aku punya mantu ini nggak seperti yang
lainnya yang ini sungguh baik sekali,
luar biasa, pagi hari makan sudah disiapkan, piring dicucikan, baju dicucikan,
diseterikakan, rumah kotor sedikit dibersihkan, pokoknya hebat nggak ada mantu
sebaik dan sepatuh dia”)
Mengetahui hal yang demikian sang
menantu merasa menyesal atas apa yang
telah ia perbuat pada Ibu mertuanya, buru buru pagi harinya si menantu pergi ketoko
obat untuk meminta penawar racun. “
Paman, berikan penawar racun yang kubeli tiga bulan yang lalu. Aku tidak mau
ibu mertua meninggal karena ia telah berubah menjadi ibu mertua yang paling
baik. Aku tidak ingin ia mati karena racun yang kuberikan kepadanya. “
Pemilik toko
obat yang bijaksana tersenyum, “ Kamu tidak perlu khawathir. Ramuan yang
kuberikan dulu bukan racun, malainkan vitamin penambah ketahanan tubuh. Satu
satunya racun adalah racun yang terdapat dalam pikiran dan sikapmu sendiri. Sekarang racun tersebut
menjadi tawar karena perhatian dan kasih sayang yang kau berikan kepada ibu
mertuamu.”
Kesimpulannya : Melihat akibat yang ditimbulkan dari sifat iri dan
dengki ini maka seyogya orang Islam itu tidak boleh memiliki sifat iri dengki, mari
kita kita rubah dengan berpositive thinking, jangan selalu beranggapan orang
lain jelek. Terkadang kita sering
menilai bahwa orang yang tidak kita senangi itu jelek,
padahal belum tentu, malah bisa jadi kitalah yang kelakuannya lebih jelek
karena terbawa sifat iri dengki, kita sering menyalahkan orang lain tapi tak
pernah mau koreksi diri. Itulah sebabnya Allah mengingatkan kita dalam hadits
qutsi dengan firman Nya : “ Boleh jadi
sesuatu itu baik menurut kamu namun belum
tentu baik menurut Allah, boleh jadi sesuatu itu tidak baik menurut kamu tapi belum
tentu baik menurut Allah. Allah maha mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar