Sabtu, 24 November 2012

KEUTAMAAN IKHLAS



Bapak Ibu jama’ah shalat subuh yang dirahmati Allah, marilah kita mulai kuliah subuh kali  ini dengan ucapan hamdalah “ Alhamdulillahirabbil ‘alamin “ sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat yang telah Allah limpahkan kepada kita baik yang berupa kesehatan, kesempatan lebih lebih nikmat yang berupa iman dan Islam. Marilah kita syukuri nikmat nikmat itu dengan meningkatkan iman dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan cara senantiasa ikhlas didalam melaksanan segala bentuk amal ibadah serta menjauihi sifat riya’.

Bapak ibu kenapa kali ini saya membahas masalah ikhlas dalam beribadah ? karena ini merupakan salah satu hal yan sangat penting. Banyak orang Islam sendiri yang belum paham bagaimana seharusnya berbuat ikhlas dalam beribadah dan apa dampaknya kalau kita tidak ikhlas dalam beribadah ?

Bapak Ibu yang dimuliakan Allah apa yang dimaksud dengan  ikhlas itu ?, menurut difinisi yang diberikan oleh Prof. Dr. Hamka, ikhlas itu artinya bersih, murni alias belum tercampur dengan sesuatu. Seumpama emas ikhlas itu bagaikan emas 24 karat karena belum tercampur degan perak maupun tembaga. Sedangkan kebalikannya ikhlas adalah isyra’ artinya sudah tercampur, sudah terkontaminasi, sudah tidak murni lagi. Jadi kalau dikaitkan dengan urusan agama pengertian ibadah yang ikhlas  itu yang bagaimana ? maka jawabannya  adalah ibadah yang tulus, yang niatnya semata mata hanya  karena Allah bukan karena yang lain.

Contohnya bagaimana ? Misalkan saja Bapak dan Ibu bermaksud ingin mentraktir beberapa teman untuk makan makan, kalau amalan ibadah ini kita niatkan sebagai wujud syukur kita kepada Allah atas kemurahan rejeki yang telah Bapak Ibu dapatkan dari Allah, maka itu ibadah yang ikhlas namanya. Namun sekali waktu sering kita dapati diantara kita, ketika mentraktir  tak terasa ada perasaan dalam hati ini ingin disebut dermawan atau berharap sekali waktu teman yang kita traktir tersebut balik mentraktir kita. Yang demikian ini namanya tidak ikhlas.

Terhadap orang orang yang ibadahnya tidak ikhlas Rassulullah Muhammad SAW  mengingatkan kita dengan sabdanya : “ Barang siapa yang tidak ikhlas dalam beribadah yaitu karena riya’ dan ingin dipuji maka ibadahya akan sia sia, percuma tidak ada pahalanya “. Jadi ibarat puasa yang didapat hanyalah lapar dan dahaga.

Lebih tegas lagi Allah melarang kita untuk tidak ikhlas mengungkit ungkit apa yang telah kita berikan kepada orang lain. Allah berfirman  dalam QS 2 : 264 : “ Wahai orang orang yang beriman janganlah kalian menghilangkan pahala sedekahkalian dengan menyebut nyebut barang barang yang telah engkau sedekahkan dan janganlah menyakiti perasaan sipenerima “.

Allah menjuluki orang orang yang tidak ikhlas dalam beribadah semacam ini dengan sebutan pembohong dan menurut Rasulullah merekalah nantinya yang pertama tama disiksa di neraka sebagaimana yang diterangkan dalam hadits qudsi : “ Besok pada yaumil qiyamah yang mula mula mendapat pertanyaan dari Allah itu ada tiga macam manusia yaitu :
1.      Orang berilmu
2.      Orang yang kaya
3.      Orang yang mati syahid

Maka dipanggilah orang yang berilmu, kemudian Allah bertanya dengan disaksikan para malaikat Nya : “ Apa yang sudah kamu perbuat dengan ilmu yang kamu ketahui ? “. Ia menjawab : “ Ya Rabbi, dengan ilmu itu hamba bangun tengah malam (sembahyang), hamba berjaga ditepi siang “.  Kemudian Allah dan malaikatnya Nya menyanggah : “ Kamu telah berbohong, maksudmu hanyalah supaya kamu disebut orang, kamu alim ”.
Kemudian dipanggil orang yang kedua, orang yang kaya kemudian Allah bertanya : “ Engkau telah aku beri nikmat dengan banyak harta, apa yang sudah engkau perbuat dengan harta yang banyak itu ? “. Ia menjawab : “ Ya Rabbi, harta benda itu telah hamba sedekahkan siang dan malam demi menyambung sanak famili.” Kemudian Allah dan malaikat Nya menyanggah : “ Kamu telah berbohong, semua itu engkau lakukan karena engkau ingin dikatakan orang sebagai orang yang  dermawan”.
Kemudian dipanggil orang yang  ketiga yaitu orang yang mati syahid. Kemudian Allah bertanya : “ Kenapa engkau terbunuh ? “ Jawabnya : “ Berperang fi sabilillah “. Lalu disanggah Allah dan malaikat Nya: “ Kamu bohong, karena tujuanmu supaya kamu disebut pahlawan, orang orang yang gagah berani” Akhirnya Rasulullah menutup hadits ini dengan mengatakan : “ Ketiga macam manusia itulah yang nantinya paling awal disiksa di neraka”.

Bapak Ibu yang dirahmati Allah, setelah kita mendengar pengertian ikhlas dan apa akibatnya kalau tidak ikhlas, maka ada sebuah pertanyaan yang harus kita jawab, sudah ikhlaskah amal ibadah yang kita kerjakan selama ini ? . Untuk mengetahui apakah diri kita termasuk golongan orang yang ikhlas  atau yang riya’ maka Rasulullah memberika sinyal sinyalnya. Kata Rasulullah : “ Ada empat macam tanda tandanya orang yang riya’ dalam beribadah, mudah mudahan tanda tanda ini tidak melekat pada diri kita. Apa saja tanda tandanya ?

1.      Malas ketika sendirian
2.      Rajin, bersemangat ketika banyak orang
3.      Amal ibadahnya bertambah meningkat ketika dipuji
4.      Amal ibadahnya menurun ketika dicela

Kalau memang keempat tanda tanda ini masih melekat pada diri kita, mari mulai saat ini kita betulkan niat kita, tidak ada kata terlambat untuk belajar menjadi orang yang ikhas . Marilah kita mencontoh kehidupan para ulama terdahulu, orang yang senantiasa ikhlas dalam kehidupan sehari harinya. , mereka tidak ingin dipuji karena takut berbuat riya’dalam beribadah.
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar