Bapak Ibu jama’ah shalat subuh yang dirahmati Allah,
marilah kita mulai kuliah subuh kali ini
dengan ucapan hamdalah “ Alhamdulillahirabbil ‘alamin “ sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat yang telah Allah limpahkan kepada kita baik yang berupa kesehatan, kesempatan lebih lebih nikmat yang berupa iman dan
Islam. Marilah kita syukuri nikmat nikmat itu dengan meningkatkan iman dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan cara senantiasa
ikhlas didalam melaksanan segala bentuk amal ibadah serta menjauihi sifat riya’.
Bapak ibu kenapa kali ini saya membahas masalah ikhlas
dalam beribadah ? karena ini merupakan salah satu hal yan sangat penting.
Banyak orang Islam sendiri yang belum paham bagaimana seharusnya berbuat ikhlas
dalam beribadah dan apa dampaknya kalau kita tidak ikhlas dalam beribadah ?
Bapak Ibu yang dimuliakan Allah apa yang dimaksud
dengan ikhlas itu ?, menurut difinisi
yang diberikan oleh Prof. Dr. Hamka, ikhlas itu artinya bersih, murni alias
belum tercampur dengan sesuatu. Seumpama emas ikhlas itu bagaikan emas 24 karat
karena belum tercampur degan perak maupun tembaga. Sedangkan kebalikannya
ikhlas adalah isyra’ artinya sudah tercampur, sudah terkontaminasi, sudah tidak
murni lagi. Jadi kalau dikaitkan dengan urusan agama pengertian ibadah yang
ikhlas itu yang bagaimana ? maka
jawabannya adalah ibadah yang tulus,
yang niatnya semata mata hanya karena Allah
bukan karena yang lain.
Contohnya bagaimana ? Misalkan saja Bapak dan Ibu
bermaksud ingin mentraktir beberapa teman untuk makan makan, kalau amalan
ibadah ini kita niatkan sebagai wujud syukur kita kepada Allah atas kemurahan
rejeki yang telah Bapak Ibu dapatkan dari Allah, maka itu ibadah yang ikhlas
namanya. Namun sekali waktu sering kita dapati diantara kita, ketika
mentraktir tak terasa ada perasaan dalam
hati ini ingin disebut dermawan atau berharap sekali waktu teman yang kita
traktir tersebut balik mentraktir kita. Yang demikian ini namanya tidak ikhlas.
Terhadap orang orang yang ibadahnya tidak ikhlas
Rassulullah Muhammad SAW mengingatkan
kita dengan sabdanya : “ Barang siapa yang tidak ikhlas dalam beribadah yaitu
karena riya’ dan ingin dipuji maka ibadahya akan sia sia, percuma tidak ada
pahalanya “. Jadi ibarat puasa yang didapat hanyalah lapar dan dahaga.
Lebih tegas lagi Allah melarang kita untuk tidak
ikhlas mengungkit ungkit apa yang telah kita berikan kepada orang lain. Allah
berfirman dalam QS 2 : 264 : “ Wahai
orang orang yang beriman janganlah kalian menghilangkan pahala sedekahkalian
dengan menyebut nyebut barang barang yang telah engkau sedekahkan dan janganlah
menyakiti perasaan sipenerima “.
Allah menjuluki orang orang yang tidak ikhlas dalam
beribadah semacam ini dengan sebutan pembohong dan menurut Rasulullah merekalah
nantinya yang pertama tama disiksa di neraka sebagaimana yang diterangkan dalam
hadits qudsi : “ Besok pada yaumil qiyamah yang mula mula mendapat pertanyaan
dari Allah itu ada tiga macam manusia yaitu :
1.
Orang berilmu
2.
Orang yang kaya
3.
Orang yang mati
syahid
Maka dipanggilah orang yang berilmu, kemudian Allah
bertanya dengan disaksikan para malaikat Nya : “ Apa yang sudah kamu perbuat dengan
ilmu yang kamu ketahui ? “. Ia menjawab : “ Ya Rabbi, dengan ilmu itu hamba bangun
tengah malam (sembahyang), hamba berjaga ditepi siang “. Kemudian Allah dan malaikatnya Nya menyanggah
: “ Kamu telah berbohong, maksudmu hanyalah supaya kamu disebut orang, kamu
alim ”.
Kemudian dipanggil orang yang kedua, orang yang kaya
kemudian Allah bertanya : “ Engkau telah aku beri nikmat dengan banyak harta, apa yang sudah engkau
perbuat dengan harta yang banyak itu ? “. Ia menjawab : “ Ya Rabbi, harta benda
itu telah hamba sedekahkan siang dan malam demi menyambung sanak famili.”
Kemudian Allah dan malaikat Nya menyanggah : “ Kamu telah berbohong, semua itu
engkau lakukan karena engkau ingin dikatakan orang sebagai orang yang dermawan”.
Kemudian dipanggil orang yang ketiga yaitu orang yang mati syahid. Kemudian
Allah bertanya : “ Kenapa engkau terbunuh ? “ Jawabnya : “ Berperang fi sabilillah
“. Lalu disanggah Allah dan malaikat Nya: “ Kamu bohong, karena tujuanmu supaya
kamu disebut pahlawan, orang orang yang gagah berani” Akhirnya Rasulullah
menutup hadits ini dengan mengatakan : “ Ketiga macam manusia itulah yang nantinya
paling awal disiksa di neraka”.
Bapak Ibu yang dirahmati Allah, setelah kita mendengar
pengertian ikhlas dan apa akibatnya kalau tidak ikhlas, maka ada sebuah
pertanyaan yang harus kita jawab, sudah ikhlaskah amal ibadah yang kita kerjakan
selama ini ? . Untuk mengetahui apakah diri kita termasuk golongan orang yang
ikhlas atau yang riya’ maka Rasulullah
memberika sinyal sinyalnya. Kata Rasulullah : “ Ada empat macam tanda tandanya
orang yang riya’ dalam beribadah, mudah mudahan tanda tanda ini tidak melekat
pada diri kita. Apa saja tanda tandanya ?
1.
Malas ketika
sendirian
2.
Rajin,
bersemangat ketika banyak orang
3.
Amal ibadahnya
bertambah meningkat ketika dipuji
4.
Amal ibadahnya
menurun ketika dicela
Kalau memang keempat tanda tanda ini masih melekat pada
diri kita, mari mulai saat ini kita betulkan niat kita, tidak ada kata
terlambat untuk belajar menjadi orang yang ikhas . Marilah kita mencontoh
kehidupan para ulama terdahulu, orang yang senantiasa ikhlas dalam kehidupan sehari
harinya. , mereka tidak ingin dipuji karena takut berbuat riya’dalam beribadah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar