Bapak Ibu jama’ah masjid Al Ma’ruf yang dimuliakan Allah, Alhamdulilah yang pertama mari kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena tanpa terasa Allah telah mengabulkan do’a kita diakhir Ramadhan tahun lalu, dimana kita semua bermunajat, yang intinya ingin dipertemukan dengan bulan Ramadhan tahun ini. : “ Ya Allah panjangkan dan berkahilah umurku setahun lagi, pertemukan aku ya Allah dengan bulan Ramadhan tahun yang akan datang.” Alhamdulillah saya beserta Bapak dan Ibu ibu semuanya dipertemukan dengan bulan yang mulia, bulan yang penuh berkah bulan dimana semua amal kebaikan dilipatgandakan pahalanya, bulan yang penuh maghfirah bulan dimana dosa dan kesalahan yang kita kerjakan selama sebelas bulan yang lalu akan diampuni Allah.
Alhamdulillah yang kedua karena kita masih diberi nikmat sehat kesempatan dan umur yang panjang karena kalau kita perhatikan disebelah kiri kanan kita dimana handaitaulan sanak keluarga kita pada tahun yang lalu masih ikut bersama sama berjama’ah tarawih, tetapi dimalam ini ada sebagian dari mereka tidak kelihatan karena mereka telah mendahului kita menghadap keharidrat Allah SWT. Mudah mudahan mereka semua dibulan yang penuh ampunan ini diampuni segala dosa dan kesalahannya, dilapangkan kuburnya dan diberikan tempat yang layak disisi Nya. Oleh sebab itu Bapak dan Ibu marilah kita syukuri nikmat nikmat ini, mumpung kita masih diberi kesempatan sehat dan umur panjang marilah kita tingkatkan iman dan ketakwaan kita kepada Allah SWT yaitu dengan menjalankan apa saja yang menjadi perintah Nya dan menjauhi sebisa mungkin apa saja yang menjadi larangan Nya.
Bapak Ibu yang dimuliakan
Allah hari ini kita telah memasuki hari yang ke …, ada sebuah pertanyaan yang
mesti kita cari jawabannya. “ Apa
sebenarnya maksud Allah memerintah kita semua untuk berpuasa sebulan penuh,
tidak makan dan tidak minum semenjak subuh hingga maghrib ? “
Kalau kita mengacu pada firman
Allah pada surat Al Baqoroh ayat 183 yang artinya : “ Wahai orang orang yang beriman diwajiban atas kalian berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang orang sebelum kalian, agar kalian menjadi orang
yang bertakwa “. Dari terjemahan ayat ini maka kita dapati jawabannya,
tidak lain Allah menghendaki agar kita menjadi orang yang bertawa. Namun Bapak
Ibu kalau kita perhatikan didalam ayat itu ada kalimat taroji atau kalimat pengharapan yang bunyinya La ala kum, artinya agar
kalian… Jadi maksudnya bahwa tidak semua
orang yang berpuasa itu bisa mencapai tujuan pokok puasa yaitu tatakun atau orang yang bertakwa. Atau
dengan kata lain tidak semua yang
berpuasa itu pasti diterima puasanya oleh Allah SWT, karena Allah memang tidak
menyebut kalian pasti menjadi orang yang bertakwa. Kenapa demikian ? karena
puasa itu tidak sekedar menahan makan dan minum atau berkumpul dengan suami
atau istri disiang hari, namun lebih dari itu, mata telinga lesan kita semuanya juga harus ikut berpuasa. Boleh jadi banyak orang
berpuasa setiap hari namun sayang hanya sekedar
menggugurkan kewajiban karena
pahalanya menjadi hilang. Itulah sebabnya Rasulullah pernah bersabda kepada para sahabatnya : “
Berapa banyak orang yang berpuasa namun tidak ada yang mereka peroleh
melainkan lapar dan dahaga saja “.
Jadi Bapak Ibu yang dimuliakan
Allah, kalau boleh dianalogikan puasa itu sama dengan kompetisi, sama dengan
lomba jadi siapa yang ingin menang ingin menjadi juara maka harus ada usaha
yang sungguh sungguh tidak boleh hanya ikutan ikutan saja. Jadi kalau kita ingin ibadah puasa kita diterima
oleh Allah maka kita harus tahu perkara
apa saja yang menyebabkan puasa kita diterima dan perkara apa saja yang
menyebabkan puasa kita ditolak oleh Allah.
Apa tanda tandanya orang yang
puasanya diterima oleh Allah ? tanda tandanya orang yang puasanya diterima oleh
Allah disebutkan didalam Al Qur’an QS Al Imron : 134
Yang pertama : “
Alladzina yungfiquna fissarra’I wadhdharra’ “ yaitu orang yang mau
menafkahkan hartanya baik dalam keadaan longgar maupun dalam keadaan sempit.
Jadi kalau ada kotak sumbangan yang lewat didepan kita biasakan mengisinya,
mari kita keluarkan sodaqoh kita, maaf bukan seiklasnya lho tapi yang benar
dengan ikhlas, jangan eman eman karena uang atau harta yang banyak itu kelak
tidak akan kita bawa kalau kita mati. Kata imam Al Ghozali, harta
kita yang begitu banyak macamnya ada rumah yang indah, mobil yang mewah, sawah
dan ladang yang luas, perusahaan yang maju pesat dan lain sebagainya,
ternyata hanya ada tiga yang
berguna selebihnya banyak mudhorotnya
dari pada manfaatnya. Apa yang tiga itu ? Kata imam Al Ghozali :
1. Apa
yang kita pakai kemudian aus, yaitu pakaian kita ini.
2. Apa
yang kita makan kemudian menjadi kotoran
3. Apa
yang kita sedekahkan kemudian menjadi kekal
Tiga macam itulah yang
sesungguhnya hakekat harta kita, selebihnya dari itu tidak ada manfaatnya,
kalau kita meninggal tidaklah kita bawa melainkan menjadi fitnah, rebutan ahli waris kita. Oleh sebab
itu dibulan Ramadhan ini mari kita
tingkatkan kualiatas dan kuantitas sedekah agar puasa kita lebih bermakna.
Yang kedua : “ Wal
Kazhiminal ghaizh “, yaitu orang yang bisa meredam marah. Orang yang
berpuasa itu tidak boleh memiliki sifat pemarah, kesenggol sedikit marah,
kesenggol sedikit tersinggung, yang laki lupa nggak dibuatkan kopi marah, yang
perempuan dapat setoran dari suaminya sedikit marah, anaknya juga begitu minta
sepeda motor nggak dibelikan marah. Nggak boleh itu, kalau marah terus menerus
bisa bisa nggak diterima puasanya. Bulan puasa ini merupakan kesempatan bagi
kita untuk melatih jiwa kita agar berakhlaqul karimah, mengalahkan nafsu yang
jelek dalam diri kita, bagaimana kita berusaha mengubah sifat yang tadinya pemarah menjadi penyabar. Kalau ada
orang yang mencoba mengganggu kita jangan tanggapi, nasehat Rasulullah cukup
katakan : “ Maaf saya sedang berpuasa”.
Yang ketiga : “ Wal
‘afina’ anin ninnas “, yaitu mudah memaafkan kesalahan orang lain.
Dalam hidup kita ini ada dua perkara yang harus kita ingat dan dua perkara yang
harus kita lupakan, yang harus kita ingat yaitu kebaikan orang lain kepada kita
dan kesalah kita kepada orang lain. Hal ini perlu supaya kita bisa mengambil
suri tauladan perbuatan baiknya dan mengingat kesalahan kita kepada orang lain
maksudnya supaya kita lebih hati hati dan tidak mengulangi lagi kesalahan yang
sama dikemudian hari.
Sementara dua perkara yang
harus kita lupakan dalam hidup kita yaitu kebaikan kita kepada orang lain dan
kesalahan orang lain kepada kita baik yang disengaja maupun tidak disengaja.
Perlunya kita melupakan kebaikan kita kepada orang lain supaya kita tidak ujub
bangga dengan perbuatan kita, supaya kita tidak mengungkit ungkit perbuatan
baik kita sehinga kita ghurur, tertipu dikiranya perbuatan baik kita berpahala
padahal hilanglah pahala itu karena kita menyebut nyebutnya. Dan perlunya kita
melupakan kesalahan orang lain kepada kita supaya kita menjadi orang yang
pemaaf bukan pendendam. Orang yang baik itu adalah orang yang mau menerima
permohonan maaf orang lain, lebih baik lagi kalau kita mau memaafkan kesalahan
orang lain meskipun yang bersangkutan tidak mau minta maaf.
Bapak Ibu yang dimuliakan
Allah dengan mengamalkan tiga perbuatan tadi insya Allah amalan ibadah puasa
kita diterima oleh Allah SWT. Dari uraian diatas bisa kita tarik kesimpulan ada
satu hal yang sangat penting dari pembelajaran puasa ini yang akan menjadi
tolok ukur apakah puasa kita benar benar diterima atau tidak. Apa itu ? yaitu
kelakuan kita, kalau kelakuan kita yang tadinya sebelum puasa kikir, pemarah,
pendendam kemudian setelah berpuasa selama sebulan penuh menjadi lebih baik, menjadi lebih dermawan,
menjadi penyabar, menjadi pemaaf maka insya Allah itulah tanda tanda yang nyata
puasa kita berhasil, yaitu agar kalian menjadi orang yang bertaqwa, la
alakum tatakun, Allahuma amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar