Kamis, 22 November 2012

TANDA TANDA PUASA YANG DITERIMA


Bapak Ibu jama’ah masjid Al Ma’ruf yang dimuliakan Allah, Alhamdulilah  yang pertama mari  kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT  karena  tanpa terasa Allah telah mengabulkan do’a kita diakhir Ramadhan tahun lalu, dimana kita semua bermunajat,  yang intinya ingin dipertemukan dengan bulan Ramadhan tahun ini. : “ Ya Allah panjangkan dan berkahilah umurku setahun lagi, pertemukan aku ya Allah dengan bulan Ramadhan tahun yang akan datang.” Alhamdulillah saya beserta Bapak dan Ibu ibu semuanya dipertemukan dengan bulan yang mulia, bulan yang penuh berkah bulan dimana semua amal kebaikan dilipatgandakan pahalanya, bulan yang penuh maghfirah bulan dimana dosa dan kesalahan yang kita kerjakan selama sebelas bulan yang lalu  akan diampuni Allah.

Alhamdulillah yang kedua karena kita masih diberi nikmat sehat kesempatan dan umur yang panjang karena kalau kita perhatikan disebelah kiri kanan kita dimana handaitaulan sanak keluarga kita pada tahun yang lalu masih ikut bersama sama berjama’ah tarawih, tetapi dimalam ini ada sebagian dari mereka  tidak kelihatan karena mereka telah mendahului kita menghadap keharidrat Allah SWT. Mudah mudahan mereka semua dibulan yang penuh ampunan ini diampuni segala dosa dan kesalahannya, dilapangkan kuburnya dan diberikan tempat yang layak disisi Nya. Oleh sebab itu Bapak dan Ibu marilah kita syukuri nikmat nikmat ini, mumpung kita masih diberi kesempatan sehat dan umur panjang marilah kita tingkatkan iman dan ketakwaan kita kepada Allah SWT yaitu dengan menjalankan apa saja yang menjadi perintah Nya dan menjauhi sebisa mungkin apa saja yang menjadi larangan Nya.

Bapak Ibu yang dimuliakan Allah  hari ini kita telah memasuki  hari yang ke …, ada sebuah pertanyaan yang mesti kita cari jawabannya.    Apa sebenarnya maksud Allah memerintah kita semua untuk berpuasa sebulan penuh, tidak makan dan tidak minum semenjak subuh hingga maghrib ? “
Kalau kita mengacu pada firman Allah pada surat Al Baqoroh ayat 183 yang artinya : “ Wahai orang orang yang beriman diwajiban atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang orang sebelum kalian, agar kalian menjadi orang yang bertakwa “. Dari terjemahan ayat ini maka kita dapati jawabannya, tidak lain Allah menghendaki agar kita menjadi orang yang bertawa. Namun Bapak Ibu kalau kita perhatikan didalam ayat itu ada kalimat taroji atau kalimat pengharapan yang bunyinya La ala kum, artinya agar kalian… Jadi  maksudnya bahwa tidak semua orang yang berpuasa itu bisa mencapai tujuan pokok puasa  yaitu tatakun atau orang yang bertakwa. Atau dengan kata lain tidak  semua yang berpuasa itu pasti diterima puasanya oleh Allah SWT, karena Allah memang tidak menyebut kalian pasti menjadi orang yang bertakwa. Kenapa demikian ? karena puasa itu tidak sekedar menahan makan dan minum atau berkumpul dengan suami atau istri disiang hari, namun lebih dari itu, mata telinga lesan kita  semuanya juga harus  ikut berpuasa. Boleh jadi banyak orang berpuasa setiap hari namun sayang hanya sekedar  menggugurkan kewajiban karena  pahalanya menjadi hilang. Itulah sebabnya Rasulullah pernah  bersabda kepada para sahabatnya :   Berapa banyak orang yang berpuasa namun tidak ada yang mereka peroleh melainkan lapar dan dahaga saja “.

Jadi Bapak Ibu yang dimuliakan Allah, kalau boleh dianalogikan puasa itu sama dengan kompetisi, sama dengan lomba jadi siapa yang ingin menang ingin menjadi juara maka harus ada usaha yang sungguh sungguh tidak boleh hanya ikutan ikutan saja. Jadi  kalau kita ingin ibadah puasa kita diterima oleh Allah  maka kita harus tahu perkara apa saja yang menyebabkan puasa kita diterima dan perkara apa saja yang menyebabkan puasa kita ditolak oleh Allah.

Apa tanda tandanya orang yang puasanya diterima oleh Allah ? tanda tandanya orang yang puasanya diterima oleh Allah disebutkan didalam Al Qur’an QS Al Imron : 134
Yang pertama : “ Alladzina yungfiquna fissarra’I wadhdharra’ “ yaitu orang yang mau menafkahkan hartanya baik dalam keadaan longgar maupun dalam keadaan sempit. Jadi kalau ada kotak sumbangan yang lewat didepan kita biasakan mengisinya, mari kita keluarkan sodaqoh kita, maaf bukan seiklasnya lho tapi yang benar dengan ikhlas, jangan eman eman karena uang atau harta yang banyak itu kelak tidak akan kita bawa kalau kita mati. Kata imam Al Ghozali, harta kita yang begitu banyak macamnya ada rumah yang indah, mobil yang mewah, sawah dan ladang yang luas, perusahaan yang maju pesat dan lain sebagainya, ternyata  hanya ada tiga yang berguna  selebihnya banyak mudhorotnya dari pada manfaatnya. Apa yang tiga itu ? Kata imam Al Ghozali :

1.       Apa yang kita pakai kemudian aus, yaitu pakaian kita ini.
2.       Apa yang kita makan kemudian menjadi kotoran
3.       Apa yang kita sedekahkan kemudian menjadi kekal

Tiga macam itulah yang sesungguhnya hakekat harta kita, selebihnya dari itu tidak ada manfaatnya, kalau kita meninggal tidaklah kita bawa melainkan menjadi  fitnah, rebutan ahli waris kita. Oleh sebab itu dibulan Ramadhan  ini mari kita tingkatkan kualiatas dan kuantitas sedekah agar puasa kita lebih bermakna.

Yang kedua : “ Wal Kazhiminal ghaizh “, yaitu orang yang bisa meredam marah. Orang yang berpuasa itu tidak boleh memiliki sifat pemarah, kesenggol sedikit marah, kesenggol sedikit tersinggung, yang laki lupa nggak dibuatkan kopi marah, yang perempuan dapat setoran dari suaminya sedikit marah, anaknya juga begitu minta sepeda motor nggak dibelikan marah. Nggak boleh itu, kalau marah terus menerus bisa bisa nggak diterima puasanya. Bulan puasa ini merupakan kesempatan bagi kita untuk melatih jiwa kita agar berakhlaqul karimah, mengalahkan nafsu yang jelek dalam diri kita, bagaimana kita berusaha mengubah sifat  yang tadinya pemarah menjadi penyabar. Kalau ada orang yang mencoba mengganggu kita jangan tanggapi, nasehat Rasulullah cukup katakan : “ Maaf saya sedang berpuasa”.

Yang ketiga : “ Wal ‘afina’ anin ninnas “, yaitu mudah memaafkan kesalahan orang lain. Dalam hidup kita ini ada dua perkara yang harus kita ingat dan dua perkara yang harus kita lupakan, yang harus kita ingat yaitu kebaikan orang lain kepada kita dan kesalah kita kepada orang lain. Hal ini perlu supaya kita bisa mengambil suri tauladan perbuatan baiknya dan mengingat kesalahan kita kepada orang lain maksudnya supaya kita lebih hati hati dan tidak mengulangi lagi kesalahan yang sama dikemudian hari.
Sementara dua perkara yang harus kita lupakan dalam hidup kita yaitu kebaikan kita kepada orang lain dan kesalahan orang lain kepada kita baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Perlunya kita melupakan kebaikan kita kepada orang lain supaya kita tidak ujub bangga dengan perbuatan kita, supaya kita tidak mengungkit ungkit perbuatan baik kita sehinga kita ghurur, tertipu dikiranya perbuatan baik kita berpahala padahal hilanglah pahala itu karena kita menyebut nyebutnya. Dan perlunya kita melupakan kesalahan orang lain kepada kita supaya kita menjadi orang yang pemaaf bukan pendendam. Orang yang baik itu adalah orang yang mau menerima permohonan maaf orang lain, lebih baik lagi kalau kita mau memaafkan kesalahan orang lain meskipun yang bersangkutan tidak mau minta maaf.

Bapak Ibu yang dimuliakan Allah dengan mengamalkan tiga perbuatan tadi insya Allah amalan ibadah puasa kita diterima oleh Allah SWT. Dari uraian diatas bisa kita tarik kesimpulan ada satu hal yang sangat penting dari pembelajaran puasa ini yang akan menjadi tolok ukur apakah puasa kita benar benar diterima atau tidak. Apa itu ? yaitu kelakuan kita, kalau kelakuan kita yang tadinya sebelum puasa kikir, pemarah, pendendam kemudian setelah berpuasa selama sebulan penuh  menjadi lebih baik, menjadi lebih dermawan, menjadi penyabar, menjadi pemaaf maka insya Allah itulah tanda tanda yang nyata puasa kita berhasil, yaitu agar kalian menjadi orang yang bertaqwa, la alakum  tatakun, Allahuma amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar