Alhamdulilahirabbil alamin,
segala puji bagi Allah Dzat yang Maha Agung, Pencipta alam semesta dengan
segala isinya, itulah barangkali ucapan
yang paling tepat untuk mengawali kajian kuliah subuh kali ini. Tidak lupa pada
kesempatan ini saya mengajak Bapak Ibu terutama diri saya sendiri untuk selalu
meningkatkan iman dan ketakwaan kita kepada Allah SWT, karena hanya dengan iman
dan takwa itulah yang bisa menyelamatkan
kehidupan kita di dunai dan akhreat, yang bisa menjadi salah satu penyebab do’a
yang kita panjatkan kepada Allah senantiasa
didengarkan dan dikabulkan Nya.
Bapak ibu yang dirahmati Allah
berdo’a bukan sekedar pelengkap dalam ritual ibadah sembahyang namun juga
merupakan suatu sarana bagi kita untuk
meminta kepada Allah agar kebutuhan atau
hajat hidup kita dipenuhi oleh Nya, dengan berdo’a kita menyadari kelemahan
kita dan mengakui kebesaran Allah. Ketika kita membutuhkan pertolongan Allah dengan
sifat yang Maha Pengasih, Allah menyuruh kita supaya berdo’a kepada Nya dan Dia
berjanji akan mengabulkan permohonan kita. “ Ut uni asajib lakum …’ kata Allah’
mohonlah kepada Ku niscaya akan Aku
kabulkan. Cuma sayangnya banyak diantara kita yang kurang sabar kalau berdo’a mintanya instan, maunya segera dikabul kan,
banyak pula kita dapati diantara kita ketika lapang tidak pernah berdo’a namun
ketika dalam keadaan sempit baru berdo’a mohon pertolongan Allah. Sungguh memalukan
memang tabiat kebanyakan manusia itu.
kaitannya dengan tabiat
tersebut diatas, ada sedikit cerita,
saya punya tetangga yang memiliki anak laki laki yang sangat nakal, saking
nakalnya sampai sampai merepotkan saudara dan kedua orang tuanya, selain
menjadi pecandu narkoba yang telah menghabiskan harta benda orang tuanya karena dicuri dan dijual untuk
beli narkoba, dia juga sering terlibat kejahatan jambret jalanan. Pernah sekali
waktu dia masuk koran, dia ditangkap polisi ditembak kakinya ketika menjambret
bersama temannya.
Mendapati anaknya yang
demikian ini timbul inisiatif kedua orang tuanya pergi haji dengan maksud ingin
mendo’akan anaknya ditempat yang
mustajabah. Ibunya ketika ditanya temannya apa yang dia baca ketika diraudah ?
Dia jawab : “ saya do’akan, Ya Allah kalau sekiranya anakku ini baik bagiku dan keluargaku maka
jadikan dia anak yang sholeh, kalau sekiranya tidak baik bagiku dan keluargaku
sebaiknya segera engkau ambil akupun
rela”. “ Do’anya kok begitu ?’ Tanya temannya, “ Ya, karena saking jengkelnya
aku,karena sudah nggak bisa diatur” jawabnya.
Bapak ibu yang dirahmati Allah
dengan berlalunya waktu sebulan dua bulan tiga bulan do’anya belum dikabulkan Allah, maka lunturlah
keyakinannya dia menyalahkan Allah
karena do’anya tak dikabulkan, dia menyesal pergi haji sudah menghabiskan uang
banyak nggak ada hasilnya bahkan dia mencontohkan teman temannya yang pergi
haji banyak yang bertambah miskin.
Akhirnya dia tidak pernah pergi ke masjid dan saya tak tahu apakah dia
sembahnyang atau tidak sekarang.
Bapak Ibu yang dirahmati Allah
berdo’a itu sama dengan meminta, meminta itu tergantung yang memberi, artinya
meminta itu tidak boleh memaksa kalau yang memberi senang, kasihan kepada orang
yang meminta niscaya dia akan diberinya,
begitu juga dengan Allah yang memiliki hak prerogative untuk mengabulkan menahan atau menolak do’a seseorang. tidak bisa dipaksa atau diatur oleh kita, Dia
lebih tahu sedangkan kita tidak tahu, Dia punya rahasia tersendiri atas do’a
do’a tersebut. Ada do’a yang langsung diijabahi karena Allah tahu itu akan
membawa kemaslahatan bagi orang tersebut sebaliknya ada do’a yang ditahan baru
diberikan kelak ketika diakherat, ada
pula do’a yang ditolak karena kalau dikabulkan akan membawa kemudhoratan bagi
yang bersangkutan.
Bapak Ibu yang dirahmati Allah
kalau tadi saya mencontohkan tetangga saya, barangkali kita perlu bertanya pada
diri kita sendiri, berapa banyak kita
berdo’a berapa banyak pula do’a kita
yang ditolak ?dan apa yang menyebabkan do’a kita d tolak ? untuk menjawab
pertanyaan ini boleh kita berguru kepada Ibrahim bin Adham seorang sufi terkenal
yang wafat tahun 779 Masehi.
Suatu hari Ibrahim bin Adham,
seorang sufi besar yang tinggal di kota Basrah ketika jalan jalan di sebuah
pasar dia langsung dikerubuti oleh orang orang yang ingin memanfaatkan
kehadirannya untuk mengajukan berbagai pertanyaan. Diantaranya ada seorang yang
bertanya kepada beliau, Wahai Ibrahim bin Adham Allah berfirman didalam QS
40:60 yang artinya : “ Berdoalah kalian pada Ku, niscaya akan Ku perkenankan
bagimu….. Saya senantiasa berdoa siang dan malam kepada Allah dan memohon
kepada Nya akan kebutuhan hidup kami, tetapi saya tidak melihat doa saya
dikabulkan Nya, apa yang menyebabkan doa saya tak dikabulkan ? “
Maka dijawab oleh Ibrahim bin
Adham, : “ Sudara saudara sekalian ada
10 perkara yang menyebabkan kenapa doa kalian di tolak oleh Allah,
Yang pertama : “Katanya kalian mengenal Allah tapi mengapa
kalian tidak menunaikan hak hak Nya ?”
Yang kedua : “ Katanya kalian telah membaca Al
Qur’an tapi mengapa kalian tidak mengamalkan
isinya ?”
Yang ke tiga : “ Katanya kalian bermusuhan dengan setan
tapi mengapa kalian malah mematuhi dan mengikuti jalannya ?”
Yang ke empat : “ Katanya
kalian adalah bagian dari umat Muhammad SAW tapi mengapa kalian tidak
mengamalkan sunahnya ?”
Yang ke lima : “ Katanya kalian ingin masuk surga tapi
mengapa kalian tidak melakukan amalan amalan yang akan mengantarkan kesana ?”
Yang ke enam : “ Katanya
kalian mengaku takut api neraka tapi
mengapa kalian melakukan amalan amalan yang justru akan menjebloskan kalian
kedalamnya ?”
Yang ke tujuh : “ Katanya kalian mengerti bahwa kematian
itu adalah suatu kebenaran dan kepastian tetapi mengapa kalian tidak bersiap
siap untuk menghadapinya ?”
Yang ke delapan : “ Katanya
kalian suka menunjukkan kesalahan orang lain tapi mengapa kalian tidak mencari
kesalahan sendiri ?”
Yang ke sembilan : “ Katanya
kalian senang dengan nikmat nikmat dari Allah tapi mengapa kalian tidak pernah mensyukurinya ?”
Yang ke sepuluh : “ Katanya
kalian sering mengantarkan orang mati tapi mengapa kalian tidak pernah
mengambil pelajaran darinya ?”
Kesimpulannya agar do’a kita
terkabul, yang dalam tanda petik meskipun Allah telah berfirman ; “ ut uni
astajib lakum “, ada persyaratan tambahan yang harus kita penuhi sebagaimana
yang disampaikan Ibrahim bin Adham.
Demikain yang bisa saya
sampaikan mudah mudahan mengandung guna dan manfaat kurang lebihnya mohon maaf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar