Selasa, 15 Januari 2013

BERDO’A KARENA TERPAKSA



Alhamdulilahirabbil alamin, segala puji bagi Allah Dzat yang Maha Agung, Pencipta alam semesta dengan segala  isinya, itulah barangkali ucapan yang paling tepat untuk mengawali kajian kuliah subuh kali ini. Tidak lupa pada kesempatan ini saya mengajak Bapak Ibu terutama diri saya sendiri untuk selalu meningkatkan iman dan ketakwaan kita kepada Allah SWT, karena hanya dengan iman dan takwa  itulah yang bisa menyelamatkan kehidupan kita di dunai dan akhreat, yang bisa menjadi salah satu penyebab do’a  yang kita panjatkan kepada Allah senantiasa didengarkan dan dikabulkan  Nya.


Bapak ibu yang dirahmati Allah berdo’a bukan sekedar pelengkap dalam ritual ibadah sembahyang namun juga merupakan  suatu sarana bagi kita untuk meminta kepada Allah agar  kebutuhan atau hajat hidup kita dipenuhi oleh Nya, dengan berdo’a kita menyadari kelemahan kita dan mengakui kebesaran Allah. Ketika kita membutuhkan pertolongan Allah dengan sifat yang Maha Pengasih, Allah menyuruh kita supaya berdo’a kepada Nya dan Dia berjanji akan mengabulkan permohonan kita. “ Ut uni asajib lakum …’ kata Allah’ mohonlah kepada Ku niscaya  akan Aku kabulkan. Cuma sayangnya banyak diantara kita  yang kurang sabar kalau berdo’a  mintanya instan, maunya segera dikabul kan, banyak pula kita dapati diantara kita ketika lapang tidak pernah berdo’a namun ketika dalam keadaan sempit baru berdo’a mohon pertolongan Allah. Sungguh memalukan memang tabiat kebanyakan  manusia itu.

kaitannya dengan tabiat tersebut diatas,  ada sedikit cerita, saya punya tetangga yang memiliki anak laki laki yang sangat nakal, saking nakalnya sampai sampai merepotkan saudara dan kedua orang tuanya, selain menjadi pecandu narkoba yang telah menghabiskan harta benda  orang tuanya karena dicuri dan dijual untuk beli narkoba, dia juga sering terlibat kejahatan jambret jalanan. Pernah sekali waktu dia masuk koran, dia ditangkap polisi ditembak kakinya ketika menjambret bersama temannya.

Mendapati anaknya yang demikian ini timbul inisiatif kedua orang tuanya pergi haji dengan maksud ingin mendo’akan anaknya  ditempat yang mustajabah. Ibunya ketika ditanya temannya apa yang dia baca ketika diraudah ? Dia jawab : “ saya do’akan, Ya Allah kalau sekiranya  anakku ini baik bagiku dan keluargaku maka jadikan dia anak yang sholeh, kalau sekiranya tidak baik bagiku dan keluargaku sebaiknya segera engkau ambil  akupun rela”. “ Do’anya kok begitu ?’ Tanya temannya, “ Ya, karena saking jengkelnya aku,karena sudah nggak bisa diatur” jawabnya.

Bapak ibu yang dirahmati Allah dengan berlalunya waktu sebulan dua bulan tiga bulan do’anya  belum dikabulkan Allah, maka lunturlah keyakinannya  dia menyalahkan Allah karena do’anya tak dikabulkan, dia menyesal pergi haji sudah menghabiskan uang banyak nggak ada hasilnya bahkan dia mencontohkan teman temannya yang pergi haji banyak yang bertambah miskin.  Akhirnya dia tidak pernah pergi ke masjid dan saya tak tahu apakah dia sembahnyang atau tidak sekarang.

Bapak Ibu yang dirahmati Allah berdo’a itu sama dengan meminta, meminta itu tergantung yang memberi, artinya meminta itu tidak boleh memaksa kalau yang memberi senang, kasihan kepada orang yang meminta  niscaya dia akan diberinya, begitu juga dengan Allah yang memiliki hak prerogative untuk mengabulkan  menahan atau menolak do’a seseorang.  tidak bisa dipaksa atau diatur oleh kita, Dia lebih tahu sedangkan kita tidak tahu, Dia punya rahasia tersendiri atas do’a do’a tersebut. Ada do’a yang langsung diijabahi karena Allah tahu itu akan membawa kemaslahatan bagi orang tersebut sebaliknya ada do’a yang ditahan baru diberikan kelak  ketika diakherat, ada pula do’a yang ditolak karena kalau dikabulkan akan membawa kemudhoratan bagi yang bersangkutan.


Bapak Ibu yang dirahmati Allah kalau tadi saya mencontohkan tetangga saya, barangkali kita perlu bertanya pada diri kita sendiri,  berapa banyak kita berdo’a  berapa banyak pula do’a kita yang ditolak ?dan apa yang menyebabkan do’a kita d tolak ? untuk menjawab pertanyaan ini boleh kita berguru kepada Ibrahim bin Adham seorang sufi terkenal yang wafat tahun 779 Masehi.

Suatu hari Ibrahim bin Adham, seorang sufi besar yang tinggal di kota Basrah ketika jalan jalan di sebuah pasar dia langsung dikerubuti oleh orang orang yang ingin memanfaatkan kehadirannya untuk mengajukan berbagai pertanyaan. Diantaranya ada seorang yang bertanya kepada beliau, Wahai Ibrahim bin Adham Allah berfirman didalam QS 40:60 yang artinya : “ Berdoalah kalian pada Ku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu….. Saya senantiasa berdoa siang dan malam kepada Allah dan memohon kepada Nya akan kebutuhan hidup kami, tetapi saya tidak melihat doa saya dikabulkan Nya, apa yang menyebabkan doa saya tak dikabulkan ? “

Maka dijawab oleh Ibrahim bin Adham, : “ Sudara saudara sekalian  ada 10 perkara yang menyebabkan kenapa doa kalian di tolak oleh Allah,
Yang pertama  : “Katanya kalian mengenal Allah tapi mengapa kalian tidak menunaikan hak hak Nya ?”
Yang kedua      : “ Katanya kalian telah membaca Al Qur’an tapi mengapa kalian tidak mengamalkan  isinya ?”
Yang ke tiga     : “ Katanya kalian bermusuhan dengan setan tapi mengapa kalian malah mematuhi dan mengikuti jalannya ?”
Yang ke empat : “ Katanya kalian adalah bagian dari umat Muhammad SAW tapi mengapa kalian tidak mengamalkan sunahnya ?”
Yang ke lima    : “ Katanya kalian ingin masuk surga tapi mengapa kalian tidak melakukan amalan amalan yang akan mengantarkan kesana ?”
Yang ke enam : “ Katanya kalian mengaku takut  api neraka tapi mengapa kalian melakukan amalan amalan yang justru akan menjebloskan kalian kedalamnya ?”
Yang ke tujuh  : “ Katanya kalian mengerti bahwa kematian itu adalah suatu kebenaran dan kepastian tetapi mengapa kalian tidak bersiap siap untuk menghadapinya ?”
Yang ke delapan : “ Katanya kalian suka menunjukkan kesalahan orang lain tapi mengapa kalian tidak mencari kesalahan sendiri ?”
Yang ke sembilan : “ Katanya kalian senang dengan nikmat nikmat dari Allah tapi mengapa kalian tidak  pernah mensyukurinya ?”
Yang ke sepuluh : “ Katanya kalian sering mengantarkan orang mati tapi mengapa kalian tidak pernah mengambil pelajaran darinya ?”

Kesimpulannya agar do’a kita terkabul, yang dalam tanda petik meskipun Allah telah berfirman ; “ ut uni astajib lakum “, ada persyaratan tambahan yang harus kita penuhi sebagaimana yang disampaikan Ibrahim bin Adham.

Demikain yang bisa saya sampaikan mudah mudahan mengandung guna dan manfaat kurang lebihnya mohon maaf.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar