Senin, 21 Januari 2013

BERWISATA AGRO DI KEBUN TEH WONOSARI – LAWANG



Kebun teh ini berada di kota Lawang kurang lebih jaraknya dari Surabaya 75 KM atau kalau  dari kota Malang sekitar 15 Km. Untuk menemukan lokasi obyek wisata ini tidaklah sulit, kalau Anda sudah sampai di pasar Lawang  dari arah Surabaya, ada penunjuk jalan belok kekanan sekitar 6 Km. Jalan menuju ke kebun teh ini menanjak melewati jalan desa meskipun begitu bus besar bisa masuk. Areal parkir yang disediakanpun cukup luas. Fasilitas penginapan yang bersih juga tersedia bagi  wisatawan yang ingin bermalam.


Kebun teh Wonosari ini pada mulanya pemiliknya adalah orang Balanda, namun setelah Indonesia merdeka kebun teh ini diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan sekarang kebun teh ini dikelola oleh PTP XII. Ketika kami berkeliling kebun teh dengan ditemani guide local kami juga ditunjukkan adanya tanaman kopi robusta, kopi arabica dan juga pohon kakao yang ada disebelah kanan jalan. Pohon pohon ini merupakan symbol, artinya PTP XII tidak hanya memiliki kebun teh saja tetapi juga memiliki kebun kebun yang lain. Kebon kopi dan kakao itu milik PTP XII ada di Kawah Ijen Banyuwangi, Jember dan Blitar.

Kebun teh Wonosari ini terletak diatas ketinggian 925 meter dari permukaan laut dengan latar belakang Gunung Arjuno. Luas kebun teh ini kurang lebih 50 hektar. Pohon teh ini tiap hari dipanen atau dipetik oleh pekerja harian yang semuanya wanita. Biasanya mereka dijemput pagi hari didesanya dengan menggunakan truk untuk dibawa ke kebun teh, mereka bekerja 8 jam sehari mulai jam 06.00 hingga jam 14.00 Wib. Setiap kelompok pekerja terdiri dari 20 orang dan jumlah mereka semuanya sekitar 700 orang. Hasil petikan daun teh oleh setiap kelompok siang harinya dikumpulkan dan ditimbang gunanya mengetahui berapa kilogram yang telah dipetik dan berapa gaji yang akan mereka peroleh dalam satu hari kerja. Teh yang telah ditimbang kemudian diangkut dengan truk dibawa ke pabrik untuk diolah.

Bagaimana pabrik teh tersebut menggaji mereka. Upah mereka ditentukan berdasarkan berapa banyak pucuk daun teh yang mereka petik setiap hari. Ketika musim penghujan setiap kilogram daun teh ongkos petiknya dihargai Rp.500,- sedangkan dimusim kemarau setiap kilogramnya dikasih ongkos Rp.700,-Ketika penulis tanyakan apa yang membedakan ongkos petik ? ternyata kalau musim kemarau pucuk daun tehnya sedikit itulah sebabnya  kalau dihargai cuma Rp.500,- kasihan dong gajinya jadi sedikit. Setiap orang rata rata bisa memetik teh kurang lebih sekitar 50 kilogram sampai dengan 70 kilogram. Teknik memetik teh juga tidak boleh sembarangan setiap lahan yang berukuran 30 meter kali 60 meter (ukuran ini biasanya dibatasi oleh pohon lamtoro) dipetik oleh 20 orang, setiap orang jangkauannya 60 cm kekiri dan kekanan tujuannya supaya tidak ada pucuk daun teh yang tidak terpetik. 

Kalau cuaca lagi cerah panorama di kebon teh ini sangat indah, selain itu udaranya juga sejuk menyegarkan. Ketika penulis mengantarkan dua orang wisatawan dari Belanda yang kebetulan mereka berprofesi sebagai importer kopi yang esok harinya akan berkunjung ke Jember, tak henti hentinya mereka mengagumi keindahan kebun teh ini. Mereka  mengucapkan very beautiful sambil berkali kali mengambil gambar para pekerja wanita yang sedang memetik pucuk daun teh. Setelah kami puas dikebun teh kami diajak oleh guide local yang memandu kami pergi ke pabrik untuk melihat bagaimana proses pembuatan teh yang selama ini kita hanya tahu kemasan yang sudah jadi di supermarket dengan merk Rolas (12).

Melihat proses produksi teh secara langsung dipabriknya merupakan pengalaman yang mengasyikkan. Karena akan menambah pengetahuan kita. Proses produksi teh ini dimulai dari menimbang ulang teh yang  telah dipetik dari kebun. Mengapa ditimbang ulang ?  untuk mengechek hasil jumlah timbangan yang dikebun harus sama dengan yang  dipabrik. Tujuan  sebenarnya adalah untuk meminimalisir tindakan pencurian dilapangan. Setalah ditimbang daun teh ini dinaikkan kereta gantung yang setiap gantungan memuat dua karung daun teh. Proses selanjutnya adalah daun teh tadi dilayukan dengan cara di letakkan   (jawa : di eler) di atas satu kotak yang memanjang dalam satu ruangan, setiap kotak bisa menampung sekitar 700 kilogram. Proses pelayuan ini membutuhkan waktu sekitar …. Jam dengan suhu udara normal dibantu dengan blower yang diletakkan dibawah kotak yang memanjang tesebut.

Setelah daun teh layu kemudian dimasukkan ke mesin sortir yang ditunggu oleh dua orang pegawai, dua orang ini tugasnya mengambil tanaman liar seperti rumput dan lain lain yang barangkali ikut terbawa pada waktu memetik daun teh dari kebun. Mesin sortir ini secara otomatis akan memisahkan daun dengan tangkai yang tidak terpakai. Daun teh selanjutnya masuk ke mesin  slicer atau pemotong kemudian dengan mesin yang berjalan, teh tersebut masuk ke mesin finishing yang memroses daun teh menjadi butir butir teh yang sangat lembut yang siap dipasarkan atau di export ke manca negara.

Untuk mendapatkan teh dengan kualitas yang terbaik daun yang digunakan adalah pucuk teh daun nomer 1,2 dan 3. Teh kwalistas 1,2,3 diexport ke Amerika, Jerman, Perancis sedangkan untuk  kwalitas 4,5,6,7 diexport ke Negara Negara Arab, Aljazair. (Negara Arab tidak membutuhkan aroma teh, yang dibutuhkan cukup rasa sepet dan kepekatannya saja). Kemasan teh siap export ada tiga macam, ada yang beratnya 40, 50 atau 60 kilogram setiap boxnya. Semua produk jadi yang siap export baik teh  kopi maupun kakao dikirim dengan truk menuju Surabaya untuk diexport melalui pelabuhan Tanjung Perak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar