Kebun teh ini berada di kota
Lawang kurang lebih jaraknya dari Surabaya 75 KM atau kalau dari kota Malang sekitar 15 Km. Untuk
menemukan lokasi obyek wisata ini tidaklah sulit, kalau Anda sudah sampai di
pasar Lawang dari arah Surabaya, ada
penunjuk jalan belok kekanan sekitar 6 Km. Jalan menuju ke kebun teh ini
menanjak melewati jalan desa meskipun begitu bus besar bisa masuk. Areal parkir
yang disediakanpun cukup luas. Fasilitas penginapan yang bersih juga tersedia
bagi wisatawan yang ingin bermalam.
Kebun teh Wonosari ini pada
mulanya pemiliknya adalah orang Balanda, namun setelah Indonesia merdeka kebun
teh ini diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan sekarang kebun teh ini
dikelola oleh PTP XII. Ketika kami berkeliling kebun teh dengan ditemani guide
local kami juga ditunjukkan adanya tanaman kopi robusta, kopi arabica dan juga
pohon kakao yang ada disebelah kanan jalan. Pohon pohon ini merupakan symbol, artinya
PTP XII tidak hanya memiliki kebun teh saja tetapi juga memiliki kebun kebun
yang lain. Kebon kopi dan kakao itu milik PTP XII ada di Kawah Ijen Banyuwangi,
Jember dan Blitar.
Kebun teh Wonosari ini
terletak diatas ketinggian 925 meter dari permukaan laut dengan latar belakang
Gunung Arjuno. Luas kebun teh ini kurang lebih 50 hektar. Pohon teh ini tiap
hari dipanen atau dipetik oleh pekerja harian yang semuanya wanita. Biasanya
mereka dijemput pagi hari didesanya dengan menggunakan truk untuk dibawa ke
kebun teh, mereka bekerja 8 jam sehari mulai jam 06.00 hingga jam 14.00 Wib.
Setiap kelompok pekerja terdiri dari 20 orang dan jumlah mereka semuanya sekitar
700 orang. Hasil petikan daun teh oleh setiap kelompok siang harinya dikumpulkan
dan ditimbang gunanya mengetahui berapa kilogram yang telah dipetik dan berapa
gaji yang akan mereka peroleh dalam satu hari kerja. Teh yang telah ditimbang
kemudian diangkut dengan truk dibawa ke pabrik untuk diolah.
Bagaimana pabrik teh tersebut
menggaji mereka. Upah mereka ditentukan berdasarkan berapa banyak pucuk daun
teh yang mereka petik setiap hari. Ketika musim penghujan setiap kilogram daun
teh ongkos petiknya dihargai Rp.500,- sedangkan dimusim kemarau setiap
kilogramnya dikasih ongkos Rp.700,-Ketika penulis tanyakan apa yang membedakan
ongkos petik ? ternyata kalau musim kemarau pucuk daun tehnya sedikit itulah
sebabnya kalau dihargai cuma Rp.500,-
kasihan dong gajinya jadi sedikit. Setiap orang rata rata bisa memetik teh
kurang lebih sekitar 50 kilogram sampai dengan 70 kilogram. Teknik memetik teh
juga tidak boleh sembarangan setiap lahan yang berukuran 30 meter kali 60 meter
(ukuran ini biasanya dibatasi oleh pohon lamtoro) dipetik oleh 20 orang, setiap
orang jangkauannya 60 cm kekiri dan kekanan tujuannya supaya tidak ada pucuk daun
teh yang tidak terpetik.
Kalau cuaca lagi cerah panorama
di kebon teh ini sangat indah, selain itu udaranya juga sejuk menyegarkan.
Ketika penulis mengantarkan dua orang wisatawan dari Belanda yang kebetulan
mereka berprofesi sebagai importer kopi yang esok harinya akan berkunjung ke
Jember, tak henti hentinya mereka mengagumi keindahan kebun teh ini.
Mereka mengucapkan very beautiful sambil
berkali kali mengambil gambar para pekerja wanita yang sedang memetik pucuk
daun teh. Setelah kami puas dikebun teh kami diajak oleh guide local yang
memandu kami pergi ke pabrik untuk melihat bagaimana proses pembuatan teh yang
selama ini kita hanya tahu kemasan yang sudah jadi di supermarket dengan merk
Rolas (12).
Melihat proses produksi teh
secara langsung dipabriknya merupakan pengalaman yang mengasyikkan. Karena akan
menambah pengetahuan kita. Proses produksi teh ini dimulai dari menimbang ulang
teh yang telah dipetik dari kebun.
Mengapa ditimbang ulang ? untuk
mengechek hasil jumlah timbangan yang dikebun harus sama dengan yang dipabrik. Tujuan sebenarnya adalah untuk meminimalisir tindakan
pencurian dilapangan. Setalah ditimbang daun teh ini dinaikkan kereta gantung
yang setiap gantungan memuat dua karung daun teh. Proses selanjutnya adalah
daun teh tadi dilayukan dengan cara di letakkan (jawa : di eler) di atas satu kotak yang
memanjang dalam satu ruangan, setiap kotak bisa menampung sekitar 700 kilogram.
Proses pelayuan ini membutuhkan waktu sekitar …. Jam dengan suhu udara normal
dibantu dengan blower yang diletakkan dibawah kotak yang memanjang tesebut.
Setelah daun teh layu kemudian
dimasukkan ke mesin sortir yang ditunggu oleh dua orang pegawai, dua orang ini
tugasnya mengambil tanaman liar seperti rumput dan lain lain yang barangkali
ikut terbawa pada waktu memetik daun teh dari kebun. Mesin sortir ini secara
otomatis akan memisahkan daun dengan tangkai yang tidak terpakai. Daun teh
selanjutnya masuk ke mesin slicer atau
pemotong kemudian dengan mesin yang berjalan, teh tersebut masuk ke mesin
finishing yang memroses daun teh menjadi butir butir teh yang sangat lembut
yang siap dipasarkan atau di export ke manca negara.
Untuk mendapatkan teh dengan
kualitas yang terbaik daun yang digunakan adalah pucuk teh daun nomer 1,2 dan
3. Teh kwalistas 1,2,3 diexport ke Amerika, Jerman, Perancis sedangkan
untuk kwalitas 4,5,6,7 diexport ke
Negara Negara Arab, Aljazair. (Negara Arab tidak membutuhkan aroma teh, yang
dibutuhkan cukup rasa sepet dan kepekatannya saja). Kemasan teh siap export ada
tiga macam, ada yang beratnya 40, 50 atau 60 kilogram setiap boxnya. Semua
produk jadi yang siap export baik teh
kopi maupun kakao dikirim dengan truk menuju Surabaya untuk diexport
melalui pelabuhan Tanjung Perak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar