Selasa, 12 Februari 2013

LEGENDA BANDUNG BONDOWOSO

Ketika mengunjungi candi Prambanan atau candi Roro Jonggrang biasanya guide yang memandu kita akan menceritakan sebuah legenda yang berhubungan dengan riwayat berdirinya candi tersebut.  Menurut cerita, salah satu arca yang berada di candi Prambanan tersebut adalah Dewi Roro Jonggrang yang telah  dikutuk oleh Bandung Bondowoso karena mengingkari janjinya. 

Siapakah Dewi Roro Jonggrang itu ? Berdasarkan cerita yang berkembang di masyarakat sekitar Prambanan hingga saat ini Dewi Roro Jonggarng itu adalah putri Raja dari Kraton Boko dan diperkirakan letak kraton Boko ini kurang lebih dua kilo meter sebelah selatan candi Prambanan yang sampai sekarang masih bisa kita lihat sisa sisa peninggalan keberadaan kraton Boko tersebut.

Dewi Roro Jonggrang yang terkenal cantik jelita, berbudi luhur serta lemah lembut budi bahasanya bagaikan bunga yang sedang merekah yang menarik kumbang untuk mendatanginya, sehingga tak salah kalau ada seorang ksatria yang sakti mandraguna yang bernama Bandung Bondowoso terpesona oleh kecantikannya sehingga timbul keinginannya untuk mempersunting putri kraton Boko tersebut.

Namun entah apa sebabnya apakah Bandung Bondowoso itu kurang ganteng atau budi pekertinya yang kasar sehingga Dewi Roro Jonggrang tidak bersedia dipinang untuk dijadikan istrinya. Dewi Roro Jonggrang menolaknya dengan cara yang halus yaitu dengan mengajukan satu syarat yang tidak masuk akal, yang tidak mungkin seorang manusiapun mampu untuk memenuhi permintaanya. Dewi Roro Jonggrang meminta untuk dibuatkan candi yang dilengkapi dengan seribu patung dalam waktu satu malam.

Mendengar permintaan yang demikian itu bukannya Bandung Bondowoso merasa kaget dan keberatan namun sebaliknya dia malah menganggap enteng permintaan tersebut. Segera ia memanuhi permintaan tersebut, maka sejak sore itu Bandung Bondowoso bekerja keras dan sungguh sungguh. Dengan kesaktian yang dimilikinya ia meminta bantuan kepada para lelembut jin prayangan yang jumlahnya beribu ribu untuk membuat candi sebagaimana yang diminta oleh Dewi Roro Jonggrang dalam waktu secepatnya.

Dewi Roro Jonggrang yang sejak sore tidak bisa tidur karena mengikuti jalannya pembuatan candi tersebut merasa was was karena menjelang subuh candi candi tersebut hampir selesai. Dewi Roro Jonggrang bingung dalam hatinya dia bertanya bagaimanan nanti kalau sebelum waktunya candi candi tersebut sudah selesai ? Padahal dia tidak mau dipersunting oleh Bandung Bondowoso maka terbersit dalam pikirannya saat itu untuk mencari akal bagaimana caranya menggagalkan upaya Bandung Bondowoso dalam menyelesaikan candi candi tersebut maka Dewi Roro Jonggrang segera bertindak dengan meminta bantuan kepada dayang dayangnya untuk membangunkan perawan perawan desa sekitar tempat didirikan candi untuk segera membunyikan lesung (alat penumbuk padi).

Dengan suara yang bertalu talu dari ratusan lesung yang dipukul bersama sama ayam ayampun berkokok bersahut sahutan karena dikiranya telah pagi. Mendengar suara ayam yang ramai berkokok maka para jin dan lelembut pada ketakutan semuanya lari terbirit birit karena takut kesiangan dan ketahuan manusia. Akhirnya candi yang kurang satu buah patung itu  ditinggalkan oleh mereka.

Mengetahui hal yang demikian itu, yang ternyata semua itu merupakan akal licik dari Dewi Roro Jonggrang maka Bandung Bondowoso murka sehingga tanpa disadarinya Bandung Bondowoso mengutuk Dewi Roro Jonggrang dan perawan perawan Prambanan. Karena kesaktiannya maka Dewi Roro Jonggrang seketika itu juga berubah menjadi batu atau patung yang  keseribu dan perawan Prambanan di kutuk "Ora payu rabi" sehingga konon katanya didaerah Prambanan banyak perawan perawan tua pada saat itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar